Senin, 16 Januari 2012

KATA MUTIARA PENGORBANAN

0 komentar
Seseorang itu dimuliakan bukanlah disebabkan oleh apa yang dimilikinya, tetapi kerana pengorbanannya untuk memberikan manfaat untuk orang lain.
Sesungguhnya pengorbanan itu bermaksud, usaha seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada penciptanya melalui amal perbuatannya yang ikhlas.
Jujur adalah sebuah pengorbanan yang tidak hanya membuat diri kita terhormat di mata orang lain tetapi lebih utama lagi, terhormat di sisi Allah.
Pejuang sejati boleh dilihat dari seberapa banyak pengorbanan yang diberikan.
Orang yang tidak mahu berkorban adalah orang yang menunjukkan kehinaan dirinya.
Ciri orang yang beriman adalah senantiasa rela berkorban untuk kepentingan umat.
Kesungguhan, kegigihan, keikhlasan dan pengorbanan adalah pilar-pilar cinta sejati.
Tunjukkan rasa cinta kita dengan berkorban kerana tidak ada cinta tanpa pengorbanan.
Allah membenci orang yang bersifat kikir kerana kekikiran itu akan menimbulkan kezaliman dan kedengkian.
Semakin orang itu mencintai apa yang dimilikinya semakin sulitlah dia berkorban untuk orang lain.
Jadilah manusia yang senantiasa mahu berkorban untuk sesama kerana itu menunjukkan kemuliaan akhlak.
Allah sangat mencintai orang-orang yang selalu ingin membahagiakan orang lain dengan apa yang dimilikinya.
Semakin seseorang itu banyak berkorban untuk orang lain, semakin mulialah dia di sisi Allah dan manusia.
Allah mencintai orang yang berkorban dengan harta dan jiwa untuk menegakkan kebenaran.
Allah sangat mencintai orang-orang yang berkorban untuk mendapatkan keredhaanNya, kerana itu menunjukkan cinta sejati pada Allah.

(SUMBER: http://permatakata.wordpress.com/category/pengorbanan/)
Read more ►

Minggu, 15 Januari 2012

PEMIMPIN BERJIWA KSATRIA

0 komentar
Sikap ksatria dapat diukur dari sejauh mana ia rela mengorbankan kepentingan diri sendiri, keluarga dan golongannya demi kepentingan masyarakat yang luas. Sikap ksatria juga dapat diukur dari sejauh mana ia memikirkan dan menomor-satukan kepentingan masyarakat melampaui kepentingan diri sendiri.
Pemimpin yang mempunyai sikap dan jiwa ksatria kini makin langka. Pemimpin di negeri ini sekarang tidak segan-segan mengutamakan kepentingan sendiri, keluarga dan golongannya, tanpa rasa risi. Bahkan ia dapat melakukan semua itu dengan dalih mempertahankan dan membela kebenaran. Oleh karena itu, di negeri ini sekarang terjadi perpecahan antar umat beragama, antar aliran agama, antar kampung dan warga, antar partai politik dan bahkan antar aparat keamanan. Pesimisme menghinggapi masyarakat Indonesia saat ini. Mereka menunggu dan mencari pemimpin yang dapat menjadi pengayom dan pejuang harkat hidup masyarakat yang telah tersungkur di batas titik nadir. Sungguh sangat memprihatinkan. Sepertinya sulit untuk mencari pemimpin yang kita idamkan.
Bung Karno telah membuktikan diri sebagai ksatria yang pernah dimiliki bangsa ini. Di tengah konflik antar kekuatan politik dan militer di tahun 1965, Bung Karno memilih menanggung segala kekerasan politis, psikologis, bahkan fisik yang menimpa dirinya seorang diri. Dia lebih mencintai kehidupan seluruh bangsa Indonesia daripada dirinya sendiri. Sebagai pemimpin kharismatik, tentu Bung Karno memiliki kemampuan untuk menggerakkan massa yang mendukung atau bersimpati kepadanya untuk melawan kekuatan politik dan militer yang menghimpitnya.
Namun, Bung Karno benar-benar memilih menanggung segala kekerasan yang menimpanya seorang diri, bahkan sampai ia wafatdalam kesendirian yang sangat sepi. Bung Karno adalah pemimpin ksatria. Dia tidak ingin mengorbankan kesatuan bangsa Indonesia hanya untuk ambisi pribadi. Dia tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah karena sebagian dari rakyat Indonesia yang mendukung dan bersimpati kepadanya berhadap-hadapan dengan sebagian dari rakyat Indonesia yang melawannya.
(Sumber: Soekarno di Mata Bangsanya, Galang Press)
Read more ►
 

Copyright © OSIS SMA N 1 PIYUNGAN Design by Deni Pratama Putra :) | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger